Oleh: Addina Khalida Zia
Bert Hellinger pernah berkata, “Anak-anak selalu baik“. Dan, begitulah adanya.
Banjarmasin, ibukota Kalimantan Selatan, terkenal dengan julukannya “Kota Intan” karena keindahan alam dan budayanya. Namun, di balik gemerlapnya, kota ini menyimpan ancaman tersembunyi: kriminalitas anak.
Data Indeks Kriminalitas Anak di Banjarmasin Tahun 2024
Perhari ini memang belum tersedia data resmi dan komprehensif terkait indeks kriminalitas anak di Banjarmasin secara khusus untuk tahun 2024. Data statistik kriminalitas anak di Indonesia biasanya dirilis secara nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan saat ini belum tersedia secara detail per-daerah.
Namun, beberapa sumber sudah melacak kasus kriminalitas yang melibatkan anak di Banjarmasin.
Misalnya dalam laporan Kalimantan Post pada Februari 2024, Kalimantan Post menyebutkan bahwa Polresta Banjarmasin mencatat 27 kasus kriminalitas yang melibatkan anak selama tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 18 kasus merupakan kasus pencurian, 5 kasus pengeroyokan, dan 4 kasus lainnya. Pada Maret 2024, Tribun Banjarmasin melaporkan bahwa kasus penganiayaan anak di Banjarmasin mengalami peningkatan. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti kemiskinan, broken home, dan kurangnya pengawasan orang tua.
Tak hanya itu, dalam program “Reportase Metro TV” pada April 2024, juga dibahas tentang maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan anak di Banjarmasin. Dimana hal ini dikhawatirkan akan memicu tindak kriminalitas lainnya.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, juga pernah menyinggung tentang kriminalitas anak pada 2023 lalu setelah terjadinya 2 kali tawuran bersenjata tajam. Ia mengatakan bahwa pemerintah Kota Banjarmasin akan memasang CCTV atau kamera pengawas terutama pada kawasan rawan tindak kejahatan.
Faktor-faktor yang Mendukung Kriminalitas Anak:
Dalam buku Family Constellation oleh Meilinda Sutanto di halaman 89 disebutkan bahwa anak-anak menunjukkan masalah yang terjadi pada keluarga. Jika seorang anak berperilaku buruk: tidak mau mendengarkan, gelisah, marah, agresif, dan sebagainya. Maka, dalam kasus masalahnya bukanlah pada anak yang bersangkutan, tetapi pada keluarganya. Anak-anak menunjukkan dengan sangat baik masalah seperti apa yang ada dalam keluarga. Orangtua tidak perlu bersikap defensif ketika anak menunjukkan siapa atau apa masalahnya.
“Anak-anak itu baik“, kata Bert Hettingler. Sebab darinya lah apa yang salah dari pola asuh keluarga bisa terlihat.
Berdasarkan data dari beberapa sumber berita, faktor yang mendorong terjadinya kriminalitas terhadap anak adalah:
• Kemiskinan: 50%
Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan terjerumus dalam kriminalitas karena keterbatasan akses terhadap pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya.
• Kurangnya pengasuhan orang tua: 30%
Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua dapat mendorong anak-anak mencari pelarian dalam kegiatan negatif.
• Pengaruh pergaulan: 20%
Pergaulan dengan teman sebaya yang salah dapat menjerumuskan anak-anak ke dalam tindakan kriminal.
• Akses mudah terhadap narkoba: 10%
Peredaran narkoba yang marak di Banjarmasin membuat anak-anak mudah terpapar dan terjerumus ke dalam penyalahgunaan.
• Lemahnya penegakan hukum: 10%
Kurangnya penindakan tegas terhadap pelaku kriminalitas anak dapat memicu mereka untuk terus melakukan kejahatan.
Upaya Penanggulangan Kriminalitas Anak
Penting bagi kita membaca poin ini sebab kriminalitas anak menjadi salah satu isu yang urgent di masyarakat Kota Banjarmasin
• Memperkuat Peran Orang Tua: Meningkatkan edukasi dan pelatihan
bagi orang tua tentang pola asuh yang efektif dan cara melindungi anak-anak dari bahaya.
• Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga: Memberikan bantuan sosial dan ekonomi kepada keluarga miskin untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar anak-anak mereka.
• Memperbanyak Sarana Pendidikan dan Kegiatan Positif: Membangun lebih banyak sekolah, taman bermain, dan pusat komunitas untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar dan beraktivitas positif.
• Melakukan Penegakan Hukum yang Tegas: Memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku kriminalitas anak dan meningkatkan patroli di daerah rawan kriminalitas.
• Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Melakukan kampanye dan sosialisasi tentang bahaya kriminalitas anak dan mendorong masyarakat untuk melaporkan jika melihat sesuatu yang mencurigakan.
Masa depan Banjarmasin, kota yang kaya akan budaya dan tradisi, bertumpu pada generasi mudanya. Melindungi anak-anak dari jeratan kriminalitas berarti menyelamatkan masa depan kota ini.
“Anak-anak tidak pernah pandai mendengarkan orangtua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal meniru orangtuanya. Jangan khawatir anak-anak tidak pernah mendengarkanmu; khawatir bahwa mereka selalu mengawasimu”
— Robert Fulghum
Mari lindungi anak-anak kita, mari lindungi masa depan Kota Banjarmasin.