International Intellectual Conference Menyatukan Unwir dan UiTM Malaysia untuk Membahas Inovasi Pendidikan dan Riset

  • Bagikan

Nusawarta.id – Malaysia. Universitas Wiralodra (Unwir) dan Universiti Teknologi Mara (UiTM) bersatu dalam kesuksesan saat mereka menggelar acara prestisius International Intellectual Conference (IIC) dengan tema “Empowering Minds, Enriching Nations“. Acara yang digelar di Masjid Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin UiTM Shah Alam pada hari Senin, (27/05/2024), menjadi platform untuk memperkuat kerjasama lintas negara dalam pengembangan riset dan pendidikan tinggi.

Pembukaan acara ini dimulai dengan sambutan hangat dari Naib Canselor (Pengantarbangsaan) Global UiTM, Dr. Norazida Mohammed, yang menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan global dalam pendidikan dan riset. Dr. Norazida Mohammed juga menggarisbawahi nilai strategis kerjasama ini dalam mendorong pertukaran pengetahuan dan pengalaman antarlembaga akademik.

Kesempatan yang sama, Rektor Universitas Wiralodra, Dr. H. Ujang Suratno, turut memberikan sambutan dengan penuh apresiasi terhadap kerjasama yang telah terjalin antara Unwir dan UiTM. Beliau mengidentifikasi potensi kerjasama lebih lanjut dalam bidang penelitian, pertukaran pelajar, dan pengembangan program studi, terutama dalam konteks merdeka belajar kampus merdeka, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar di luar kampus.

“Dengan kerjasama yang semakin erat, kami yakin kedua institusi ini dapat bersinergi untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar dalam dunia pendidikan dan penelitian,” ungkap Dr. Suratno.

Acara ini juga menjadi momentum penting bagi kedua Universitas untuk menjajaki potensi kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan institusi.

Kegiatan ini menjadi jalan bagi kedua institusi untuk saling menjajaki potensi yang dimiliki masing-masing. Esensi dari kegiatan ini adalah membangun emotional connectivity antar pimpinan lembaga, sehingga peluang kolaborasi dalam berbagai bidang strategis pasca konferensi akan terbuka lebar. Beberapa potensi kolaborasi yang dapat dioptimalkan di antaranya adalah pertukaran pelajar, program pemagangan, riset kolaborasi, dan kegiatan pengabdian masyarakat.

Baca Juga  Mengejutkan! Dibalik Kerugian 10 M Wawan Nur Rewa Layangkan Somasi, Siapakah Dalang di Balik CV Dunia Warna Makassar?

“Kegiatan konferensi internasional adalah kunci untuk membuka pintu kolaborasi antar universitas. Ia adalah jembatan penghubung yang efektif bagi pimpinan kampus untuk dapat saling berkolaborasi dan masing-masing saling mengambil keuntungan,” ujar Dr. Rahmat Fadhli,  Salah satu panelis IIC, juga sebagai Direktur PT. Indonesia Emas Group (IEG).

Sekadar diketahui, IEG adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan, percetakan, dan travel.

Di akhir acara, pertukaran cendramata dilakukan oleh kedua universitas sebagai simbol komitmen mereka untuk memperkuat hubungan kerjasama yang akan ditindaklanjuti.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan para pemakalah, yang membahas beragam topik relevan dalam bidang pendidikan dan riset. Para pemakalah dari Universitas Wiralodra, seperti Asri Octaviani, Gian Sugianto, dan Heni Purwani, menyoroti aspek-aspek kunci seperti kepemimpinan sekolah, manajemen lingkungan sekolah, dan pengawasan akademik.

Sementara itu, para pemakalah dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) membawa pandangan baru dalam diskusi. Aina Fariha Binti Mohammad Hussaini membahas tentang bahan kosmetik halal, sementara Mohammad Mahyuddin bin Khalid menyoroti risiko reputasi dalam manajemen zakat, dan Nik Airin Aqmar Binti Nik Azhar membahas tentang penentuan hukum dalam konteks ibadah di Malaysia.

Pemaparan dari kedua universitas dinilai oleh panelis dari negara masing-masing, menunjukkan dukungan dan apresiasi terhadap keragaman riset yang dibawa oleh kedua lembaga.

Sebagai informasi tambahan, Universitas Wiralodra Indramayu Indonesia didirikan pada tanggal 17 Juli 1982 dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Sementara Universiti Teknologi Mara bermula sebagai Dewan Latehan RIDA pada tahun 1956 sebelum kemudian berkembang menjadi institusi pendidikan tinggi terkemuka di Malaysia.

Kesuksesan International Intellectual Conference (IIC) ini membuktikan bahwa kolaborasi antar universitas dapat menjadi pendorong utama dalam memajukan dunia pendidikan dan riset di tingkat global. Acara ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai tonggak dalam memperkuat hubungan lintas negara untuk masa depan yang lebih cerah dalam dunia pendidikan. (San/Red)

Baca Juga  Refleksi Tanggal 15 Mei 2024: Menggali Makna di Balik Hari Keluarga Internasional dan Hari Manajemen Fasilitas Sedunia
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *