Nusawarta.id, Hulu Sungai Selatan — Seni bela diri khas Kalimantan Selatan, kuntau, kini semakin dikenal di luar pulau. Perguruan Jasa Datu Putra Amandit, yang didirikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada tahun 2020, berhasil memperkenalkan kuntau hingga ke Provinsi Riau melalui pengabdian dari pendekar muda, Nahdi Hidayat.
Melalui program Santri Praktek Mengajar (SPM), Nahdi memperkenalkan seni bela diri kuntau di Desa Kota Medan, Riau. Ia tidak hanya mengajarkan teknik bela diri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, spiritualitas, dan kecintaan terhadap budaya lokal Banua.
Antusiasme masyarakat dan santri sangat tinggi, dengan lebih dari 100 orang mengikuti pelatihan kuntau. Hingga kini, kegiatan ini terus berlanjut, dengan murid-murid Nahdi yang kini menjadi pelatih dan meneruskan warisan tersebut di Desa Kota Medan.

Kuntau bukan hanya seni bela diri, tetapi juga wujud kebanggaan budaya Banua. Kami mengajarkan teknik serta nilai-nilai yang menjadi landasan hidup, agar generasi muda bisa menjaga warisan budaya ini, ujar Nahdi Hidayat.
Pelatih Jasa Datu Putra Amandit, Guru Isam, mengapresiasi langkah Nahdi dalam membawa kuntau ke luar daerah dan berharap lebih banyak generasi muda yang menyebarkan kebudayaan Kalimantan Selatan.
Kuntau sebagai bagian dari budaya kita perlu dikenal luas. Nahdi telah melakukan langkah nyata yang patut dicontoh, dan kami akan terus mendukung pengembangan seni bela diri ini, kata Guru Isam.
Seiring dengan berkembangnya pengaruh kuntau, Jasa Datu Putra Amandit berencana membuka perguruan ini secara terbuka di HSS dan mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk pengembangan seni bela diri ini, yang tidak hanya membangun fisik tetapi juga karakter serta kedisiplinan generasi muda.
Dengan semakin luasnya penyebaran kuntau, terutama di Riau, perguruan Jasa Datu Putra Amandit terus berkomitmen untuk mencetak pendekar-pendekar yang tidak hanya terampil dalam bela diri, tetapi juga mencintai dan menjaga warisan budaya daerah. (Syairi/Red)