Sejumlah rumah sakit di sebagian kota-kota besar di China dibanjiri oleh pasien anak-anak akibat wabah pneumonia.
Wabah ini menyerang pernafasan sehingga menimbulkan radang, namun tidak mengalami batuk atau gejala lain yang menandakan penyakit flu atau infeksi pernapasan lainnya, hal ini juga menyebabkan demam yang tinggi.
Wabah tersebut belum diketahui secara pasti namun telah merebak secara luas.
“Sejak Oktober, China utara telah melaporkan adanya peningkatan penyakit mirip influenza dibandingkan periode yang sama selama tiga tahun terakhir,” ujar WHO, dikutip dari BBC, Jumat (24/11).
Di sisi lain, para dokter dan lembaga kesehatan di China menduga hal tersebut berkaitan dengan mycoplasma pneumoniae, yakni bakteri yang menyebabkan infeksi paru-paru, serta virus pernapasan syncytial (RSV) dan COVID sebagai penyebab lonjakan penyakit walking pneumonia. Namun kondisi ini dianggap tidak mengejutkan karena laporan wabah pneumonia pada anak masih teratasi.
Akibat situasi tersebut, WHO kini mendesak warga China untuk kembali menggunakan masker, menjauhi orang sakit, dan tetap di rumah jika merasa tidak sehat. WHO juga meminta China untuk lebih transparan terkait lonjakan kasus pneumonia misterius yang sedang melanda negaranya.
Wabah misterius Pneumonia di China yang menyerang anak-anak sehingga membanjiri rumah sakit
