Desa Angsana Kembangkan Wisata Mangrove untuk Tingkatkan Ekonomi Warga

  • Bagikan

Nusawarta.id — Tanah Bumbu. Dalam upaya memaksimalkan potensi pariwisata di wilayahnya, Tim Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan Pariwisata (RPKPP) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) mengunjungi Desa Angsana, Kecamatan Angsana pada Rabu (30/10/2024).

Kunjungan ini menandai langkah strategis dalam pengembangan desa wisata berbasis mangrove yang diharapkan mampu menarik wisatawan serta meningkatkan perekonomian lokal.

Desa Wisata Mangrove Angsana: Menggali Potensi Alam

Desa Angsana memiliki hutan mangrove yang luas dan alami dengan cakupan area mencapai 47 hektare. Potensi ini menjadi nilai tambah dalam memperkaya ekosistem wisata yang sebelumnya hanya terfokus pada pantai dan terumbu karang.

Ketua Kelompok Hijau Lestari, Khaidir Ansyari, menjelaskan bahwa inisiatif wisata mangrove ini awalnya digagas untuk menjawab keterbatasan kunjungan ke kawasan pantai yang dipengaruhi kondisi cuaca dan musim angin tenggara, sehingga wisatawan dapat memiliki alternatif destinasi sepanjang tahun.

“Selain wisata pantai, kehadiran wisata mangrove menjadi daya tarik baru. Dengan luas yang cukup besar, wisata ini memungkinkan pengunjung menikmati keindahan alam sambil belajar pentingnya konservasi ekosistem mangrove,” ujar Khaidir.

Persiapan dan Fasilitas Pendukung yang Sedang Ditingkatkan

Meskipun memiliki potensi besar, Desa Wisata Mangrove Angsana saat ini belum dibuka secara resmi untuk umum. Plt. Kepala Desa Angsana, Sayid Firdaus, mengungkapkan bahwa berbagai fasilitas masih dalam tahap pembangunan. Beberapa sarana pendukung yang sedang dikerjakan meliputi gazebo, toilet, dan jembatan sepanjang 400 meter yang menargetkan total panjang 1 km sebagai akses utama wisatawan.

“Target kami, pada tahun 2025 seluruh fasilitas akan siap sehingga wisata mangrove ini bisa dibuka untuk publik,” jelas Sayid.

Selain fasilitas dasar, konsep wisata mangrove juga direncanakan meliputi pelabuhan untuk akses kapal, pusat informasi, serta area istirahat yang nyaman bagi pengunjung. Bahkan, terdapat ide untuk menyediakan wahana flying fox guna menambah pengalaman wisata alam yang seru.

Baca Juga  Sekda Tanbu Jawab Pemandangan Umum DPRD, Tekankan Urgensi Riset dan Inovasi Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Lokal

Pengembangan Desa Wisata Mangrove Angsana diharapkan memberikan manfaat langsung pada masyarakat setempat. Yuli Agustini dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tanah Bumbu, yang juga bagian dari Tim RPKPP, menjelaskan bahwa pengembangan desa wisata ini akan diintegrasikan dengan pusat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendorong ekonomi lokal. Dukungan jaringan telekomunikasi yang memadai juga diupayakan agar kawasan wisata ini mudah dijangkau dan mendukung promosi yang lebih luas.

“Kami menyusun rencana pengembangan lima tahun ke depan agar desa wisata ini tidak hanya berfokus pada sektor pariwisata tetapi juga mengakomodasi UMKM, yang diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat desa,” jelas Yuli.

Tantangan yang Dihadapi dalam Pengembangan

Meskipun potensi wisata mangrove ini cukup menjanjikan, berbagai tantangan masih dihadapi. Salah satunya adalah keberlanjutan pengelolaan lingkungan mangrove yang harus dilakukan secara bijaksana agar tidak merusak ekosistem alami yang menjadi daya tarik utama.

Pendanaan dan keterbatasan sumber daya untuk pembangunan fasilitas juga menjadi tantangan besar, sehingga kolaborasi dengan pihak ketiga diupayakan untuk mempercepat pembangunan.

Khaidir Ansyari menyebut bahwa saat ini Kelompok Hijau Lestari yang didukung oleh Dinas Perikanan telah mulai melakukan berbagai inisiatif untuk melestarikan hutan mangrove.

“Kesadaran dan dukungan masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Keberhasilan wisata mangrove ini akan bergantung pada keseriusan kita semua dalam menjaga alam ini tetap lestari,” pungkasnya.

Dengan kesiapan infrastruktur dan pengelolaan yang baik, Desa Wisata Mangrove Angsana diharapkan akan menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan di Kabupaten Tanah Bumbu yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal. (Ma/Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *