Nusawarta.id – Banjarbaru. Badan Intelijen Daerah (Binda) Kalsel mengadakan silaturahmi bersama dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalsel di salah satu Kafe Kota Banjarbaru pada hari Selasa, (23/01/2024).
Brigjen Pol Nurullah S.H., M.H., selaku Kabinda Kalsel menjelaskan salah satu tujuan silaturahmi ini adalah untuk mendengarkan suara para tokoh-tokoh adat, sebagai sarana dalam rangka mengantisipasi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan kesukuan.
“Kunci dalam penyelesaian masalah adalah komunikasi. Jika sudah berkomunikasi dengan intens, maka Insya Allah masalah tidak akan membesar, “ujar Brigjen Pol Nurullah.
Kabinda Kalsel melanjutkan, situasi keamanan di Provinsi Kalsel perlu dijaga agar permasalahan di luar wilayah tidak merembet masuk ke sini. Contohnya baru-baru ini muncul kerawanan di Provinsi Kalteng yang bergeser jadi masalah suku Dayak.
Kemudian ada juga tokoh yang mengajak untuk memakzulkan Presiden RI. Beliau berpesan jangan sampai warga di Kalsel ikut terseret hal tersebut.
Terkait dengan Pemilu 2024 yang akan berlangsung sebentar lagi, Kabinda Kalsel berpesan kepada FPK Kalsel untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terpecah belah siapapun yang terpilih pada Pemilu.
“Saya yakin tokoh-tokoh di Kalsel tidak akan terpengaruh isu-isu negatif yang tidak jelas,” tambahnya.
Menanggapi pertemuan dengan Binda, Ketua FPK Kalsel, Ali Musa Siregar, sudah koordinasi dengan para ketua suku, apabila ada masalah baiknya selesaikan di internal. Jangan sampai masalah menjadi besar. Apalagi jika terekspos media sosial, permasalahan yang sepele bisa jadi rumit.
Ali Musa menambahkan, kerawanan di Bumi Lambung Mangkurat yang perlu diantisipasi yaitu konflik kriminal dihubungkan ke etnis permasalahan etnis, jadi kelompok etnis pasti akan tersulut. Misalnya masalah sepele seperti kecelakaan murni tetapi malah berubah menjadi masalah SARA.
Senada dengan itu, anggota FPK Kalsel, Benjamin Uhil, dari perwakilan Suku Dayak menyayangkan ada oknum-oknum tertentu yang mencari panggung atau mencari keuntungan pribadi, dengan membawa-bawa nama Dayak. Contohnya ada permasalahan perdata dengan suku lain, akhirnya bergeser menjadi masalah antar suku.
“Jangan lah suka membawa kesukuan demi mencari keuntungan pribadi semata,” tegas Benjamin.
Anggota FPK Kalsel yang juga hadir dalam silaturahmi antara lain perwakilan Ketua Dayak Ngaju, Belman, kemudian Perwakilan Dayak Manyan, Arie Tandau, serta perwakilan Forum Kerukunan Betawi, Ali Syahbana. (Arm/Red)