Nusawarta.id – Jakarta. Salah satu pakar hukum tata negara Indonesia yang juga aktivis anti korupsi, Denny Indrayana kembali menyampaikan kritiknya terkait pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024.
Melalui akun X (twitter) resminya pada Kamis (11/4/2024), Denny Indrayana mengungkapkan bahwa Pemilu kemarin marak terjadi Hipokritokrasi, jadi lebih tepat disebut dengan Pesta Daulat Kemunafikan.
“Katanya Pemilihan Umum, Yang ada Pemilihan Uang. Katanya pesta demokrasi daulat rakyat, yang ada DUITokrasi, daulat Duit,” curhat Denny Indrayana.
Denny menilai Pemilu kemarin tidak ada kejujuran dan keadilan, karena kemenangan adalah hasil dari politik uang ditambah politik curang.
Denny juga mengkritik pemilihan Presiden yang dinilai bukanlah pilihan rakyat, tetapi pilihan uang konglomerat hasil kerukan tambang alat berat.
Dalam status X terbarunya, Denny juga menggambarkan ada tiga jenis Presiden jika melihat relasinya dengan parlemen. Yang pertama adalah Presidensial, yakni kekuatan Presiden yang diimbangi dengan kontrol oposisi yang kuat.
Lalu yang kedua adalah Presiden Sial, yaitu Presiden yang lemah karena punya dukungan koalisi yang minoritas di parlemen.
Yang terakhir adalah Presiden Sialan, yaitu Preisden yang terlalu kuat dan akhirnya otoriter tanpa kontrol, karena tidak punya oposisi penyeimbang.
Denny mempertanyakan, Presiden mana kah yang sekarang ada di Indonesia, dan yang akan terbentuk pasca hasil Pilpres 2024. (Arm/Red)